Selamat Datang di Blog Revival and Reformation.

Jika Anda memiliki pertanyaan dan/atau tanggapan sehubungan dengan artikel yang di poskan di blog ini, Anda dapat menghubungi kami lewat email: revivalreformation2011@gmail.com, atau lewat no: +6281233149970 supaya kami dapat membuat artikel tanggapan secara lengkap untuk kemudian di poskan di blog ini.

Tuhan memberkati.

Jumat, 27 Mei 2011

Makna Menjadikan Murid


Pernahkah kita memikirkan pertanyaan-pertanyaan di bawah ini:  Kenapa amanat Agung untuk menjadikan semua bangsa murid Yesus diberikan sesaat sebelum Yesus terangkat ke Surga?  Kenapa amanat ini tidak diberikan sebelumnya?  Kenapa pada waktu Yesus mengutus 12 murid dalam Matius 10:5-15 Dia hanya menyatakan “pergilah kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel”?  Apakah pada waktu itu Yesus tidak cukup bijak membekali murid-murid?  Kenapa pada saat pengutusan yang pertama itu murid-murid tidak diberikan tanggung-jawab untuk menyampaikan pekabaran itu kepada seluruh dunia?  Mungkinkah ada sesuatu yang Yesus ingin saksikan dari murid-murid sebelum Dia mengutus mereka ke semua bangsa?  Kalau ya, apa itu?

Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan ini, mari kita simak beberapa hal sehubungan dengan hubungan antara Yesus dan murid-murid-Nya.  Pada awal pelayanan-Nya, Dia memilih beberapa orang untuk menjadi murid-Nya.  Sesudah itu, Yesus melatih mereka untuk menjadi penjala manusia.  Dalam proses pelatihan ini beberapa hal ini dialami oleh murid-murid.  Mereka berpikir bahwa Yesus akan menjadi raja, mereka kehilangan pandangan akan kehidupan pelayanan Yesus.  Ada juga yang ingin bersaing menjadi yang terbaik.  Ada juga yang ingin memperoleh posisi yang lebih baik dalam pelatihan ini seperti Yakobus dan Yohanes.  Ada juga yang mudah marah seperti Petrus.  Ada yang sangat tertarik dengan uang dalam pekerjaan ini seperti Yudas.  Ada yang suka menceritakan kelemahan murid yang lain (Yoh. 12:6).  Ada yang tidak mau menderita dalam pelatihan ini, mereka melarikan diri ketika kelihatan tidak ada pertolongan seperti murid-murid ketika Yesus di salib.  Ada juga yang tidak setia kepada komitmen seperti Petrus dan Yudas.  Ada juga yang menjadi buta karena uang seperti Yudas.  Munkinkah hal-hal ini yang membuat Yesus tidak memberikan perintah ini pada waktu itu?

Apa yang terjadi dengan murid-murid pada waktu Yesus disalibkan sampai sebelum Dia terangkat ke Surga?  Mereka mengadakan selalu mengadakan pertemuan dan berdoa bersama (Luk. 24:33; Yoh. 20:19).  Rasa cemburu, iri hati, mementingkan diri, mengejar uang, dan posisi, hilang dari mereka, walaupun munking ini termotivasi oleh rasa putus asa karena pemimpin mereka telah dibunuh dan orang Yahudi ingin juga membunuh mereka (Yoh. 20:19,25).  Topik percakapan harian mereka adalah mengenai Yesus (Luk. 24:14,36).  Mereka mengerti misi Yesus yang sesungguhnya yaitu “harus menderita dan bangkit”  (Luk. 24:45) dan itu bukan hanya sekedar kehidupan tetapi sebuah teladan yang akhirnya diikuti oleh murid-murid dengan penuh sukacita (Kis. 5:41; 1Pet. 2:21-23).   Mereka memiliki komitmen yang tidak goyah memberitakan Yesus apapun yang terjadi seperti yang nyata dalam buku Kisah Para Rasul.  Dan dengan mengerti akan pengorbanan yang Yesus berikan, mereka menjadi sangat mencintai Yesus (Yoh. 21:15-19).  Pada saat hal ini dialami oleh murid-murid, Lukas mencatat “Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala mahluk....  Sesudah Tuhan Yesus berbicara demikian kepada mereka, terangkatlah Ia ke Sorga”  Mark. 16:15,19. 

Mari kita renungkan, bagaimana kondisi kita saat ini?  Apakah kita masih sama seperti murid Yesus sebelum Yesus mati?  Apakah tabiat-tabiat kita sudah memungkinkan untuk Yesus mempertanggunjawabkan misi khusus ini?  Ataukah masih ada dari tabiat kita yang perlu dibentuk oleh Yesus sehingga Dia dapat mempertanggungjawabkan misi ini kepada kita.  Mari kita berdoa, Tuhan, jadikan tabiat saya menjadi seperti-Mu agar aku layak menyampaikan kasih karunia Tuhan ini kepada semua orang.  Amin.