Selamat Datang di Blog Revival and Reformation.

Jika Anda memiliki pertanyaan dan/atau tanggapan sehubungan dengan artikel yang di poskan di blog ini, Anda dapat menghubungi kami lewat email: revivalreformation2011@gmail.com, atau lewat no: +6281233149970 supaya kami dapat membuat artikel tanggapan secara lengkap untuk kemudian di poskan di blog ini.

Tuhan memberkati.

Rabu, 22 Juni 2011

Tersembunyi di Dalam Kristus

Ayat Hafalan:  “Tetapi kenakanlah Tuhan Yesus Kristus sebagai perlengkapan senjata terang dan janganlah merawat tubuhmu untuk memuaskan keinginannya”  Roma 13:14.

Komentar Pelajaran:
2Kor. 5:4 “Sebab selama masih diam di dalam kemah ini, kita mengeluh oleh beratnya tekanan, karena kita mau mengenakan pakaian yang baru itu tanpa menanggalkan yang lama, supaya yang fana itu ditelan oleh hidup.”  Bisakah kita mengenakan pakaian yang baru tanpa menanggalkan yang lama?  Mari kita lihat versi yang lain dari ayat ini.  “For we that are in this tabernacle do groan, being burdened: not for that we would be unclothed, but clothed upon, that mortality might be swallowed up of life.”  (KJV).  Dalam terjemahan Literal disebutkan:  “Sebab juga, selagi berada di dalam tabernakel ini, kita mengeluh seraya terbebani, karena kita tidak ingin bertelanjang melainkan berpakaian, supaya apa yang bisa mati dapat ditelan oleh hidup.”  (ITL).

Sehubungan dengan pelajaran pada pekan ini, ada beberapa hal yang perlu kita ketahui dari ayat ini adalah:  telanjang dan berpakaian.  Artinya, sesudah telanjang, baru berpakaian.  Mengapa telanjang?  Jawabannya sederhana, karena telah menanggalkan pakaian.  Inilah ide pelajaran pada pekan ini.  Kita punya pakaian, namun harus ditanggalkan, namun itu tidak cukup, karena kita masih telanjang, kita harus memakai pakaian yang baru.

Mari kita lihat ide “menanggalkan” dalam tulisan Paulus.  Dalam Ef. 4:22, Paulus menyatakan yang harus “ditanggalkan” adalah “manusia lama”.  Dalam buku Roma, Paulus menyatakan tentang “manusia lama”, namun, sehubungan dengan pembahasan “manusia lama”, Paulus menggunakan bahasa yang lain yang sama maknanya dengan “menanggalkan”, kata itu adalah “menyalibkan”, Roma 6:6.  Jadi, menanggalkan manusia lama sama artinya dengan menyalibkan manusia lama. 

Apa yang terjadi kalau tidak ditanggalkan manusia lamanya?  Jika kita tidak menanggalkan manusia lama, maka kita akan “menemui kebinasaan”, Ef. 4:22.  Apa itu manusia lama yang harus ditanggalkan?  Paulus dengan jelas menyatakannya dalam Kol. 3:5-9.  Manusia lama yang harus ditanggalkan yaitu:  “segala sesuatu yang duniawi, yaitu percabulan kenajisan, hawa nafsu, nafsu jahat dan juga keserakahan, yang sama dengan penyembahan berhala,… marah, geram, kejahatan, fitnah dan kata-kata kotor yang keluar dari mulutmu.”  Renungkan sifat kita, renungkan tabiat kita, apakah kita masih memakai bahkan menyukai sifat-sifat ini?  Jika ya, kita masih memakai manusia lama dan akhir kehidupan kita adalah kebinasaan, Ef. 4:22.

Menurut Kol. 3:5-9, bagaimana cara untuk menanggalkan “manusia lama” itu?  Itu harus dimatikan, Kol. 3:5.  Bagaimana untuk “mematikan” manusia lama itu? Dalam buku Roma, Paulus dengan jelas menyatakan cara untuk mematikan manusia lama itu, dan cara itu adalah “disalibkan” sama seperti Yesus juga disalibkan sebelum Dia mengalami kematian,  Roma 6:5,6.  Yang menjadi pertanyaan, bagaimana seseorang itu agar dapat disalibkan seperti Yesus?  Ingat, sebelum di salib, Yesus mengalami penderitaan sejak dari Getsemani, dihianati murid-murid yang Dia telah didik bahkan memberi mereka makan dan pendidikan gratis, diadili secara tidak adil di Hanas dan Kayafas, diperlakukan secara kasar dan sangat hina di hadapan Herodes dan Pilatus, Dia menderita banyak tekanan, Dia harus pikul salib Barabas (menanggung kesalahan orang lain), Dia pikul salib, dan dipakukan disalib.  Inilah proses Yesus disalibkan.

Dengan demikian, supaya manusia lama kita disalibkan, hal apa yang sebenarnya kita perlukan?  Itu adalah “penderitaan dan penganiayaan”.  Namun, ingatlah hal ini, Yesus bisa melawan pada waktu penderitaan dan penganiayaan itu datang, Dia bisa membunuh musuh-musuh-Nya dalam sekejap pada waktu mereka menganiaya Dia, namun, apa yang Dia lakukan?  Dia tidak membalas musuh-musuh-Nya!  Mengapa?  Karena kalau Dia melakukannya, Dia tidak akan disalibkan, dan Dia tidak akan mati.  Demikian juga dengan kita, kita tidak boleh membalas orang yang membuat hidup kita menderita, bahkan menganiaya kita, justru kita harus bersyukur!  Mengapa?  Karena orang itu sedang menolong kita mematikan manusia lama kita supaya kita tidak memperoleh kebinasaan.  Pada waktu pencobaan dan penderitaan itu datang, berdoalah, supaya Anda diberikan kemampuan untuk menjadi seperti Yesus, 1Pet. 2:21-23.

Namun, kita harus ingat, kita tidak cukup menanggalkan manusia lama itu!  Kita perlu mengenakan manusia yang baru.  Mengapa?  Karena, kalau kita hanya sampai pada tahap menanggalkan, kita dalam kondisi telanjang bukan.  Ingatlah, salah satu masalah jemaat Laodikea adalah “telanjang”, Wah. 3:17.  Kita tidak bisa berbangga karena kita bukanlah pemarah, pemfitnah, dan tidak melakukan yang jahat, yang merupakan tabiat manusia lama.  Kita perlu memakai pakaian, dan pakaian itu adalah manusia baru, Ef. 4:22,24.

Kenapa kita harus mengenakan manusia yang baru itu?  Karena itu adalah “kehendak Allah”, Ef. 4:24.  Apa makna manusia baru dalam ayat ini?  Itu adalah suatu kehidupan yang menghidupkan kebenaran dan kekudusan yang sesungguhnya!  Kita tidak cukup menanggalkan tindakan-tindakan yang jahat, kita harus melakukan perbuatan-perbuatan yang berhubungan dengan kebenaran dan kekudusan.  Jika tidak, kita diumpamakan dengan orang yang telanjang, suatu kondisi yang akan dimuntahkan oleh Yesus, Wah. 3:16,17.

Konsep “mengenakan”, juga terdapat dalam buku Roma yang juga sama artinya dengan “mengenakan” manusia baru.  Itu terdapat dalam Roma 13:14 yaitu “kenakanlah Tuhan Yesus Kristus sebagai perlengkapan senjata terang”.  Perhatikan, Yesus dinyatakan sebagai senjata terang.  Terang apa yang ada pada Yesus yang harus kita kenakan?  Terang atau cahaya Yesus adalah kemuliaan Yesus, 2Kor. 4:4.  Apa itu terang atau kemuliaan Yesus sebagai Allah?  Kita bisa menemukan itu dalam Kel. 33:18,19; 34:6,7. 

Dengan demikian, cahaya/terang Yesus yang harus kita kenakkan atau lakukan adalah:  Penyayang dan pengasih, panjang sabar (longsuffering), berlimpah kasih, berlimpah setia, meneguhkan kasih, mengampuni orang yang melakukan kesalahan kepada kita, Kel. 34:6,7.  Kalimat Allah “tidaklah sekali-kali membebaskan orang yang bersalah” berarti, Dia tidak kompromi dengan dosa, dengan demikian, tidak kompromi dengan dosa juga harus kita kenakkan/lakukan.  Jika kita melakukan hal-hal ini, maka inilah kebenaran dan kekudusan yang sesungguhnya itu, Ef. 4:24.

Apa keuntungan kita mengenakan Kristus, Gal. 3:27?  “Dan jikalau kamu adalah milik Kristus, maka kamu juga adalah keturunan Abraham dan berhak menerima janji Allah.”  Apa janji yang diberikan kepada keturunan Abraham?  Yesus menyatakan itu adalah keselamatan, Luk. 19:9.  Namun, secara khusus, kita dapat membacanya dalam Kej. 12:2,3 “Aku akan membuat engkau menjadi bangsa yang besar, dan memberkati engkau serta membuat namamu masyur; dan engkau akan menjadi berkat.  Aku akan memberkati orang-orang yang memberkati engkau, dan mengutuk orang-orang yang mengutuk engkau, dan olehmu semua kaum di muka bumi akan mendapatkan berkat.”

Perhatikan, janji ini adalah milik keturuan daripada Abraham.  Namun, tidak semua keturunan Abraham memperoleh janji itu.  Justru banyak yang menerima kebinasaan.  Mengapa?  Karena mereka memberontak dan bersungut untuk memelihara ketetapan-ketetapan yang dibuat oleh Allah, yang memberikan janji itu.  Demikian juga dengan kita, jika kita telah mengenakkan manusia baru, kita harus mempertahankan hal itu.  Jangan sampai dosa, pemberontakkan dan persungutan membuat kita tidak memperoleh keselamatan.  Itu sebabnya, sehubungan dengan konsep “mengenakan”, Paulus menyatakan supaya kita “berdirilah teguh, jangan goyah, dan giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan!  Sebab kamu tahu, bahwa dalam persekutuan dengan Tuhan jerih payahmu tidak sia-sia.”  1Kor. 15:58.

Mari coba kita sedikit mendalami maksud Paulus ini supaya kita dapat mempertahankan apa yang sudah kita kenakan.  Hal pertama yang dia sebutkan adalah “berdirilah teguh”, dalam KJV dituliskan “steadfast” yang artinya tabah.  Kita harus memiliki kesabaran, percaya bahwa apa yang kita kenakan bukanlah hal yang sia-sia, ada sesuatu yang terbaik yang Tuhan sediakan bagi mereka yang mengenakan manusia baru.  Kedua, “tidak goyah”.  Jangan sampai pencobaan-pencobaan yang datang menjadikan kita bersungut-sungut yang menuntun kepada kehilangan janji itu.  Kita harus menggunakan tenaga dan pikiran kita semaksimal mungkin untuk mempertahankan karakter Yesus itu tetap dalam diri kita.  Ellen White menuliskan:  “Tabiat yang agung dan sempurna tidak diwariskan.  Itu tidak datang kepada kita secara kebetulan….  Itu dibentuk melalui peperangan sengit dan keras melawan diri.  Pertarungan demi pertarungan harus dikobarkan melawan kecondongan warisan.”  COL 331.

Hal yang ketiga adalah “giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan”.  Mengapa?  Kalau kita giat dalam pekerjaan Tuhan, fokus utama kita adalah pekerjaan Tuhan, kita tidak akan mudah jatuh, dibandingkan jika kita berdiam diri.  Pencobaan itu datang dan menjadi sangat memikat pada saat kita tidak mau bekerja dan bermalas-malasan dalam pekerjaan Tuhan.  Dan hal yang terakhir, yang menjadi kunci dari semuanya adalah:  “persekutuanmu dengan Tuhan”.  Mengapa ini menjadi sangat penting?  Karena tanpa persekutuan dengan Tuhan, kita tidak akan mampu mengalahkan Setan yang kekuatannya hanya setingkat di bawah Yesus.  Dia adalah musuh yang terlalu kuat.  Tidak heran, Alkitab sering menggambarkan manusia sebagai domba dan Setan sebagai singa.  Jika domba tidak bersama gembala, dia akan menjadi mangsa dari Singa. 

Demikian juga dengan kita, walaupun usaha kita sudah sempurna, sudah sangat maksimal, namun, jika kita tidak bersekutu dengan Tuhan, kita akan jatuh dalam dosa ketika pencobaan itu datang.  Usaha yang sangat keras dipadukan dengan persekutuan dengan Tuhan, akan membuat kita mempertahankan apa yang telah kita kenakkan.  Jika kita tetap mengenakkannya, pada akhirnya, bukan hanya janji kepada Abraham yang akan menjadi bagian kita, melainkan kemenangan bahkan Sorga akan menjadi bagian kita, 1Kor. 15:46-57