Sering muncul masalah ketika kita membaca akan cerita ini. Teristimewa pada kedua ayat di bawah berikut ini: Kis. 9:7 “Maka termangu-mangulah teman-temannya seperjalanan, karena mereka memang mendengar suara itu, tetapi tidak melihat seorang juga pun, dan kemudian membandingkannya dengan” Kis. 22:9 “Dan mereka yang menyertai aku, memang melihat cahaya itu, tetapi suara Dia, yang berkata kepadaku, tidak mereka dengar.”
Kata yang diterjemahkan mendengar berarti dari bahasa grika “akouō” yang berarti mendengar, tapi yang berarti juga mengerti. Contoh. Kalau kita membaca Mark. 4:33b dalam versi ITB, disana diterjemahkan sebagai berikut: “Ia memberitakan firman kepada mereka sesuai dengan pengertian (understand) mereka”. Namun, dalam versi KJV, diterjemahkan sebagai berikut: “he the word unto them, as they were able to hear (mendengar) it”. Namun, dalam bahasa grika, mengerti atau mendengar berasal dari kata “akouō”
Kata yang diterjemahkan mendengar berarti dari bahasa grika “akouō” yang berarti mendengar, tapi yang berarti juga mengerti. Contoh. Kalau kita membaca Mark. 4:33b dalam versi ITB, disana diterjemahkan sebagai berikut: “Ia memberitakan firman kepada mereka sesuai dengan pengertian (understand) mereka”. Namun, dalam versi KJV, diterjemahkan sebagai berikut: “he the word unto them, as they were able to hear (mendengar) it”. Namun, dalam bahasa grika, mengerti atau mendengar berasal dari kata “akouō”
Apa maksud dari pernyataan kedua ayat di atas? Perhatikan Kisah 9:7, ungkapan “mendengar suara itu” didahului dengan kalimat “termangu-mangulah teman-temannya”. Hal ini menyatakan mereka mendengar tapi tidak memahami apa maksud dari suara itu. Sedangkan Kisah 22:9, ungkapan tidak mereka dengar (akouō) bisa berarti tidak mereka mengerti, sesuai pengertian kata akouō. Jadi, inti dari kedua ayat ini, menyatakan 1 ide yaitu, teman-teman seperjalanan Paulus, tidak mengerti apa arti suara yang sedang berbicara pada Paulus dalam perjalanannya ke Damsyik. Mereka “memang melihat cahaya itu” (Kis. 22:9), tapi mereka “tidak melihat seorang pun juga” (Kis. 9:7).
Kemudian, Tuhan berfirman kepada Saulus “Sukar bagimu menendang ke galah rangsang” (Kis. 26:14). Dalam KJV diterjemahkan: “it is hard for thee to kick against the pricks.” Yang berarti, “adalah sukar bagi engkau untuk menendang melawan galah rangsang”
Apa itu galah rangsang/prick? Galah rangsang dalam bahasa grika berasal dari kata “kentron” yang berarti: prick = tusukan dan sting = sengatan/perih. Jadi, ada sesuatu hal yang membuat rasul Paulus merasa tertusuk, dan tusukan itu membuat dia merasa tersengat atau perih. Namun, apa yang dia buat dengan tusukan ini, dia mau melawan (against) akan tusukan ini. Tusukan apa itu? Itu adalah pengaruh Roh Kudus ketika dia mendengar tentang Yesus. Dia telah mendengar khotbah dari Stefanus mengenai Yesus (Kisah 7). Dia mengetahui apa yang disampaikan Stefanus mengenai Yesus adalah hal yang benar. Namun, dia mau berusaha melawan akan kata hatinya dengan menganiaya akan pengikut-pengikut Yesus.
Dia bergumul dengan perasaan-perasaan yang dia miliki untuk mengikuti Yesus. Terlalu sukar bagi Paulus untuk mengalahkan pengaruh Roh Kudus dalam hatinya. Hal itu membuat hatinya seperti tertusuk. Kemudian, pada akhirnya, galah rangsang itu membuat Paulus dituntun kepada pertobatannya yang sejati.
Bagaimana dengan kita? Apakah kita masih sukar untuk “menendang melawan galah ransang”? Ataukan terlalu mudah bagi kita untuk melawannya. Jika kita terlalu mudah untuk mengalahkan galah rangsang, mungkinkah hati kita sudah jauh dari pertobatan? Mungkinkah kita sudah tidak terlalu merasakan akan pengaruh Roh Kudus yang menuntun kita kepada pertobatan yang sejati seperti yang dialami Paulus? Mungkinkah hati kita tidak tertusuk oleh pengaruh Roh Kudus (yang berbicara kepada kita setiap saat untuk menuntun kita kepada pertobatan), sehingga kita tetap diam dalam dosa-dosa kita?